Hari minggu kemaren, saya bersama teman-teman kuliah berkunjung ke rumah salah seorang sahabat yang rumahnya di Gunung Kidul. Saya diajak kerumahnya karena Senin (6/5) ini, di kampungnya akan melalukan tradisi rasulan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Walaupun tahun lalu kami juga berkunjung untuk memeriahkan acara tersebut, namun tahun ini kami juga tetap ingin ikut memeriahkan. Maksud kunjungan tersebut selain untuk silaturahmi juga sambil jalan-jalan dan refreshing.
Apalagi jika mendengar lafal Gunung Kidul. Yang langsung terlintas di dalam benak adalah keindahan pantai-pantai selatan yang elok. Kita akan langsung membayangkan keeksotisan pantai berpasir putih, airnya bersih, ombaknya mantap dan pemandangannya yang super keren. Yaa.. karena alasan itulah saya sangat tertarik sekali jika diajak jalan ke Gunung Kidul. Apapun niatan awalnya, ujung-ujungnyainsyaallah pasti main ke pantai.. he he..
Setelah shalat Zuhur lalu makan bersama dengan hidangan buatan ibunya sahabat yang jamuan siang itu terasa nikmat sekali. Maklum saja lah.. belum sempat sarapan dari pagi ditambah perjalanan panjang dari Jogja ke Gunung Kidul yang menguras tenaga membuat apapun makanan yang terhidang di depan mata akan terlihat menggairahkan dan terasa nikmat. Alhamdulillah perut kenyang dan hati pun lapang..
Setelah makan bersama kami istirahat santai beberapa jam karena memang cuaca siang itu terasa panas sekali. Kondisi geografis Gunung Kidul yang di tepi laut mempengaruhi suhu udara sehingga terasa panas. Namun karena sudah tak tahan menahan rasa gerah di badan kami pun memutuskan untuk main ke pantai, rencananya mau berenang supaya badan segerrr..
Tepat pukul dua lebih lima belas menit, kami putuskan untuk cabut dari rumahnya sahabat. Sebelumnya kami mohon pamit terlebih dahulu pada orang tua dan keluarganya yang ada dirumah itu. sebelum pergi meninggalkan rumah itu, kami menanyakan arah jalan menuju pantai. Setelah teman yang asli Gunung Kidul itu menerangkan arah menuju pantai barulah kami langsung tancap gas segera merapat ke bibir pantai yang sudah menunggu kami untuk menginjakkan kaki di pasirnya bersih sedari tadi sejak kami memasuki wilayah teritorial gunung kidul. He he..
Selama saya menetap di kota pelajar ini, saya dan teman-teman sudah banyak mengunjungi pantai-pantai di Gunung Kidul. Dari beberapa objek wisata pantai yang bertaburan di Gunung Kidul, sebagian besar sudah kami kunjungi. Diantaranya adalah Pantai Baron, Kukup, Suing, Drini, Indrayanti (Pulang Syawal) dan beberapa pantai lainnya yang lupa namanya. Maka… saat hendak main ke pantai lagi siang itu, kami menandai pantai-pantai yang sudah pernah kami singgahi dan mana yang belum. Ketika di perjalanan menuju arah pantai, di papan plang menunjukkan arah ke pantai sadeng. Kebetulan kami belum pernah mengunjungi pantai itu. maka diputuskanlah pada kesempatan siang itu kami akan ke Pantai Sadeng.
Perjalanan menuju Pantai Sadeng agak terasa jauh dari biasanya. Mungkin karena kami yang sudah tak sabar ingin main di pantai karena sudah tak tahan menahan gerah makanya jarak yang biasanya seperti itu terasa jauh padahal sama saja dengan jarak ketika mengunjungi pantai-pantai yang sudah pernah disinggahi. Tapi, sebelum tiba di pantai sebenarnya kami juga disuguhi oleh pemandangan menantang berupa jurang tepat di bibir jalan di leher bukit yang dibawahnya terdapat lembah yang hijau dan indah membuat mata batin kami terasa nyaman.
Sebelum ke pantai, kita harus melewati loket untuk membayar tiket masuk area pantai. Tiket seharga Rp 3.000,- untuk objek wisata pantai ditambah Rp 2.000,- untuk fasilitas parkir. Kemudian setelah itu beberapa ratus meter lagi diujung jalan, sudah terlihat susanana pantai dengan kapal atau perahu nelayan yang tengah merapat. Kami pun semakin bernafsu untuk segera sampai di pantai itu.
Namun.. ketika pertama kali awal kedatangan kami disana yang terpampang hanyalah suasana pelabuhan. Memang benar jika disana ada pelabuhan. Namanya juga pelabuhan sadeng. Disana juga ada tempat pelelangan ikan hasil tangkapan nelayan. Sontak, kami semua langsung merasa kecewa. Kami sempat merasa telah tertipu dan menyesal karena yang ada disana hanya pelabuhan penuh perahu nelayan tanpa ada pantai sesudut pun disana. Tapi untunglah kami bertanya pada masyarakat yang tengah santai di bawah pohon di dekat pelabuhan itu menanyakan dimana letak pantainya. Akhirnya ia menunjukkan jalan menuju pantai dan hati kami pun tak jadi kecewa. He he..
Ternyata keindahan Pantai Sadeng tertutup oleh pelabuhan dan tempat pelelangan ikan. Jika saja kami tak sempat bertanya dimana letak pantainya pasti kami dan nanti kebanyakan pengunjung yang datang akan disambut dengan kekecewaan. Ternyata pantainya ada diujung atau di sisi kiri pelabuhan. Pengunjung yang datang bisa melewati jalan sempit di sisi kiri tempat pelelangan ikan lalu melewati jalan di pinggiran pelabuhan setelah itu barulah kita akan sampai ke pantainya.
Setelah memarkir kendaran, kami langsung mencari dimana letak keberadaan pantainya. Namun pemandangan awal saat sampai adalah lapak pedagang, tebing bukit, perahu yang bersandar, karang dan susunan batu pemecang ombak yang tertata apik memanjang dari tebing bukit disisi kiri menuju barat. Namun tak sampai ke bukit di sisi barat karena diberikan ruang sebagai jalur masuk perahu nelayan menuju pelabuhan.
“Pantai… dimana pantai?!! Teriak salah seorang teman.
“Mana sih pantainya?”
“Itu..? waduh… Cuma segitu?”
“yang benar aja..”
Yaa… ternyata pantai sadeng itu hanya “sesudut”. Letaknya di sisi timur pelabuhan atau tepat berada di sisi tebing sebelah kanan berdekatan dengan lapak pedagang. Hanya itu pantai yang ada. Jika ingin berenang dengan aman ya hanya bisa disana. Sedangkan di sisi lain atau di tepi pemecah ombak sepertinya tak aman untuk pengunjung yang ingin berenang.
Namun, untunglah airnya bersih dan pasir yang ada di sudut pantai itu juga bersih dan putih. Juga dipenuhi oleh beberapa bongkahan baru karang cadas. Saya dan teman menyempatkan diri untuk berenang. Pengunjung lain juga banyak yang ikut berenang. Segerrr…
Keindahan lainnya adalah pemandangan pelabuhan dengan perahu-perahu nelayan yang bersandar dengan tertib dan rapi. Pelabuhannya juga cukup bersih walaupun tetap ada terlihat sampah namun tak banyak. Pelabuahan itu juga tidak terlalu bau dengan aroma ikan. Lalu ditambah satu lagi panoramanya yang indah. Jika kita memotret panorama pelabuhan yang diambil dari pemecah ombak kearah pelabuhan maka hasilnya sangat keren.
Selain itu juga ada beberapa tower yang bentuknya menyerupai tower pemancar sinyal. Namun sepertinya tentu itu bukan tower pemancar sinyal tapi merupakan tower mercusuar. Jika kita mengambil gambarnya, hasilnya juga apik dan mantap..
Susunan batu pemecah ombaknya juga mantap dan tertata apik. Pengunjung banyak yang mengabadikan momen kebersamaan dengan berfoto disana. Dengan latar belakang pantai, tebing bukit atau berlatar belakang pelabuhan, hasil gambarnya pasti mantap dan keren..
Selain itu, di area pelabuhan juga banyak warga yang memancing ikan disana. Pengunjung juga bisa ikut menyaksikan pemandangan warga yang tengah fakus memancing.
Satu lagi, jika beruntung pengunjung bisa melihat perahu-perahu nelayan yang lalu lalang keluar masuk pelabuhan. Baik itu yang hendak merapat maupun yang hendak keluar untuk menangkap ikan. Bagus juga loh kalau diamati…
Demikianlah petualangan kami di salah satu pantai yang ada di Gunung Kidul. Persinggahan kali ini kami tersesat di pantai sadeng. Pantai yang keindahannya berbalut panorama pelabuhan yan keren dan mantap. Banyak yang bisa dilakukan di pantai itu. jika tak sempat berenang atau bermain air, opsi lainnya yang paling banyak diminati adalah berburu fotografi. Pemandangannya dijamin apik loh.. he he..
Indonesia bertebaran pantai-pantai indah dengan keunikannya tersendiri. Kita wajid mengekplorasi pantai-pantai yang indah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar