Satu lagi pantai di kawasan Malang
Selatan yang wajib Ngalamers kunjungi; Pantai Bajul Mati. Bajul Mati
sendiri dalam Bahasa Jawa berarti Buaya Mati. Tapi Ngalamers tidak perlu
khawatir karena di pantai ini tidak ada satupun buaya baik yang hidup
maupun yang telah mati.
Pantai ini dinamakan Bajul Mati karena gugusan bukit di seberang pantai terlihat seperti bajul atau buaya. Ada juga yang mengatakan bahwa pada jaman dahulu ada dua bajul (buaya) yang berkelahi sampai mati di pantai ini. Pantai Bajul Mati sendiri memang indah dengan pasirnya yang putih dan bersih. Pantainya juga cukup luas, jadi Ngalamers dapat leluasa bermain pasir, voli pantai, atau berjemur. Yang lebih menarik, Ngalamers dapat menuju bukit untuk mendapatkan pemandangan pantai yang jauh lebih indah. Pantai ini juga kerap dijadikan lokasi berkemah bagi para komunitas pecinta alam.
Meskipun pantainya indah, Ngalamers dilarang berenang di Pantai Bajul Mati karena ombak khas laut selatannya yang besar dan struktur pantainya yang curam dan dalam. Akan tetapi ada satu spot yang relatif aman untuk berenang. Spot ini terletak di sebelah barat dimana Ngalamers bisa bermain air sepuasnya.
Ngalamers juga bisa datang pada bulan Agustus untuk menyaksikan prosesi Larung Ketupat. Saat upacara adat ini dilakukan, pengunjung Pantai Bajul Mati akan baik berkali-kali lipat dari hari biasa. Ritual Larung Ketupat ini dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran agar manusia tetap ingat bahwa dirinya adalah bagian dari alam. Karena itu manusia harus memberi apresiasi untuk alam dengan cara melarung tersebut.
Untuk menuju Pantai Bajul Mati, Ngalamers harus menuju arah selatan sejauh 60 km. Meskipun jalan menuju Pantai Bajul Mati sudah bagus dan tidak rusak, Ngalamers harus tetap berhati-hati karena banyak tikungan tajam. Pantai Bajul Mati yang terletak di Kecamatan Gedangan ini bisa Ngalamers tempuh dengan berkendara sekitar 3 jam. Sisi menarik lainnya dari Pantai Bajul Mati ini adalah Jembatan Bajul Mati yang memiliki desain setengah lingkaran. Bagi Ngalamers yang doyan foto-foto pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk berpose di Jembatan Bajul Mati ini.
Pantai ini dinamakan Bajul Mati karena gugusan bukit di seberang pantai terlihat seperti bajul atau buaya. Ada juga yang mengatakan bahwa pada jaman dahulu ada dua bajul (buaya) yang berkelahi sampai mati di pantai ini. Pantai Bajul Mati sendiri memang indah dengan pasirnya yang putih dan bersih. Pantainya juga cukup luas, jadi Ngalamers dapat leluasa bermain pasir, voli pantai, atau berjemur. Yang lebih menarik, Ngalamers dapat menuju bukit untuk mendapatkan pemandangan pantai yang jauh lebih indah. Pantai ini juga kerap dijadikan lokasi berkemah bagi para komunitas pecinta alam.
Meskipun pantainya indah, Ngalamers dilarang berenang di Pantai Bajul Mati karena ombak khas laut selatannya yang besar dan struktur pantainya yang curam dan dalam. Akan tetapi ada satu spot yang relatif aman untuk berenang. Spot ini terletak di sebelah barat dimana Ngalamers bisa bermain air sepuasnya.
Ngalamers juga bisa datang pada bulan Agustus untuk menyaksikan prosesi Larung Ketupat. Saat upacara adat ini dilakukan, pengunjung Pantai Bajul Mati akan baik berkali-kali lipat dari hari biasa. Ritual Larung Ketupat ini dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran agar manusia tetap ingat bahwa dirinya adalah bagian dari alam. Karena itu manusia harus memberi apresiasi untuk alam dengan cara melarung tersebut.
Untuk menuju Pantai Bajul Mati, Ngalamers harus menuju arah selatan sejauh 60 km. Meskipun jalan menuju Pantai Bajul Mati sudah bagus dan tidak rusak, Ngalamers harus tetap berhati-hati karena banyak tikungan tajam. Pantai Bajul Mati yang terletak di Kecamatan Gedangan ini bisa Ngalamers tempuh dengan berkendara sekitar 3 jam. Sisi menarik lainnya dari Pantai Bajul Mati ini adalah Jembatan Bajul Mati yang memiliki desain setengah lingkaran. Bagi Ngalamers yang doyan foto-foto pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk berpose di Jembatan Bajul Mati ini.
sumber: http://halomalang.com/peta-malang/detail/pantai-bajul-mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar